Prosedur bayi tabung dimulai dengan perangsangan hormonal pada indung telur istri. Hal ini bertujuan agar sel telur yang diproduksi lebih banyak. Perkembangan sel telur dalam folikel selalu dipantau menggunakan alat ultrasonografi. Setelah matang, sel telur diambil menggunakan pengisap cairan folikel dengan tuntunan ultrasonografi transvaginal. Cairan folikel yang diperoleh disimpan dalam inkubator di laboratorium. Beberapa jam kemudian, setiap telur ditambahkan sperma suami agar terjadi pembuahan. Ada dua metode dalam fertilisasi in vitro ini yaitu metode konvensional dan injeksi sperma intra sitoplasma atau Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI).
Metode konvensional dilakukan jika sel sperma masih dapat berenang dan membuahi sel telur. Pada teknik ini, sperma dikeluarkan, dibersihkan, dan diambil kurang lebih 50.000-100.000 sperma. Sperma tersebut kemudian disebarkan di sekitar sel telur yang diletakkan dalam wadah khusus. Selanjutnya akan terjadi fertilisasi yang ditandai dengan adanya sel berinti dua. Sel tersebut kemudian berkemang menjadi embrio. Setelah terbentuk maksimal empat embrio kemudian diimplementasikan ke dalam rahim. Proses selanjutnya sama seperti kehamilan biasa.
Sumber dari :
Kusumawati, Rohana dan Retnaningati, Dewi. 2012. PR Biologi Kelas XI semester 2. Klaten: Intang Pariwara
0 komentar :
Posting Komentar